JAKARTA,
KOMPAS.com - Manajemen badan usaha milik negara (BUMN) kini harus
bekerja lebih cerdik, untuk meningkatkan kapitalisasi bisnis mereka.
Pemerintah sebagai pemilik modal mengurangi target setoran deviden,
dengan syarat BUMN harus lebih ekspansif. Demikian disampaikan Menteri
BUMN, Mustafa Abubakar, di Jakarta, Minggu (14/8/2011).
Dalam
laporan kinerja Kementerian BUMN Semester I-2011, pendapatan BUMN
tercatat Rp 646,1 triliun atau naik 22,3 persen dari Rp 528 triliun pada
Semester I-2010. "Target deviden tahun 2011 tetap seperti tahun 2010
yaitu Rp 27,5 triliun, sehingga persentasenya akan mengecil karena
keuntungan bertambah. Ini kebijakan kami untuk memberi kesempatan kepada
BUMN, agar bisa lebih banyak berinvestasi dan ekspansi," ujar Mustafa.
Perekonomian nasional yang tumbuh positif, ditambah dengan kenaikan
harga komoditas perkebunan dan tambang, membuat kinerja sejumlah BUMN
cukup cemerlang. Posisi BUMN, yang memiliki total aset Rp 2.656,4
triliun, dalam perekonomian nasional memang cukup strategis.
Contohnya
di Bursa Efek Indonesia (BEI), meski baru 18 BUMN yang menjadi
perusahaan terbuka atau 4 persen dari 428 perusahaan yang tercatat di
bursa, nilai kapitalisasi pasar sudah mencapai 25,9 persen. Saat ini,
kapitalisasi pasar 18 BUMN di BEI bernilai Rp 862 miliar. Lima BUMN
masih tercatat sebagai penghasil pendapatan tertinggi, yakni Pertamina
(Rp 223,2 triliun), PLN (Rp 78,6 triliun), Telkom (Rp 34,2 triliun), BRI
(Rp 20,9 triliun), dan Bank Mandiri (Rp 19,8 triliun).
PT
Aneka Tambang Tbk, yang mengelola pertambangan emas dan mineral lainnya
di beberapa lokasi, mencatat kenaikan pendapatan tertinggi dari 26 BUMN
terbesar, yaitu Rp 4,8 triliun atau naik 247 persen dari semester
I-2010. Adapun kenaikan laba bersih tertinggi dibukukan Perum Bulog,
yang berbisnis pangan, sebesar Rp 892,9 miliar atau naik 612,5 persen.
Menteri
BUMN berharap, manajemen BUMN memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi
yang positif untuk memperluas bisnis mereka. Investasi baru seperti
pembangunan pabrik, peningkatan kapasitas produksi, atau perluasan
jaringan pelayanan akan menimbulkan efek domino positif bagi
perekonomian.Kementerian BUMN juga terus mempersiapkan sejumlah BUMN
yang telah mapan, untuk masuk ke bursa saham secara bertahap. Perum
Pegadaian saat ini tengah menjalani proses peningkatan status menjadi
perseroan terbatas, untuk memudahkan masuk ke pasar modal tahun 2012
nanti bersama Semen Baturaja.
"Jadi,
deviden dikurangi tetapi diberi kesempatan untuk investasi lagi, lalu
sebagian dari deviden digunakan untuk pengembangan usaha BUMN yang
bersangkutan. Hal ini bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang lebih
tinggi lagi, berkat pengembangan usaha dan pengembangan kesempatan kerja
sehingga penerimaan pajak bisa meningkat," ujarnya. Kontribusi proyek
Berbagai rencana ekspansi BUMN, juga akan diselaraskan dengan rencana
induk percepatan dan perluasan ekonomi Indonesia yang telah dicanangkan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhir Mei lalu.
Sampai
dengan Juni 2011, BUMN sudah menginvestasikan Rp 53,9 triliun, 1 miliar
dollar AS, dan 35 miliar yen, untuk tahap awal berbagai proyek berkait
program pemerintah tersebut. Mustafa mencontohkan, beberapa proyek yang
sudah dimulai adalah pembangunan pabrik baja kerjasama Krakatau Steel
dan Posco dari Korea Selatan, pembangunan jaringan telekomunikasi
Telkom, serta pembangunan pabrik alumina di Kalimantan Barat kerja sama
PLN dan Antam.
Sejumlah
BUMN masih terus menyiapkan pemancangan proyek senilai Rp 126,7 triliun
dan 577 juta dollar AS semester II-2011, sampai kuartal pertama tahun
2012.Berfikir investor Secara terpisah, pengamat ekonomi Yanuar Rizky
mengatakan, sudah semestinya pemerintah lewat BUMN berpikir sebagai
investor, bukan saudagar (trader) yang selama ini memiliki fundamental
semu. Perubahan cara pandang ini dapat semakin memperkuat keunggulan
teknik beberapa BUMN, sehingga dapat mencegah pelemahan teknik.
Penyerapan
tenaga kerja, peningkatan daya beli, dan menciptakan infrastruktur
perekonomian yang memperkuat daya tahan suplai perekonomian harus
menjadi fokus. Pencapaian hal ini akan menambah peredaran uang riil di
masyarakat dan tidak sekadar berputar-putar di pasar uang. Dengan
demikian, sektor ekonomi riil pun bergerak berkat kenaikan konsumsi yang
bisa meningkatkan penerimaan pajak. Yanuar mengingatkan, BUMN jangan
terlena dengan kenaikan laba saat ini. Peningkatan laba saat ini lebih
disebabkan arus kas nonoperasional, ketika pendapatan dan laba meningkat
lebih dipicu kenaikan harga dan penurunan harga bahan baku akibat
penguatan nilai tukar rupiah.Perusahaan harus cermat memanfaatkan laba
mereka untuk menanamkan pada investasi yang fundamental. Dengan
demikian, perusahaan tetap memiliki peluang pertumbuhan positif masa
depan sehingga menjadi lebih kokoh saat perekonomian global terguncang.
Editor :
Agus Mulyadi
Korporasi.BUMN.Harus.Ekspansif
komentar : Nurul Mya Pangastuti
Menurut
saya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah memiliki prestasi yang
sangat bagus. Karena setiap tahunnya pendapatan BUMN terus meningkat,
dan meiliki target setiap tahunnya, serta BUMN dalam perekonomian
indonesia juga sudah cukup strategis. Perusahaan harus cermat
memanfaatkan laba mereka untuk menanamkan pada investasi yang
fundamental. Dengan demikian, perusahaan tetap memiliki peluang
pertumbuhan positif masa depan sehingga menjadi lebih kokoh.
komentar : Agung Hari Kuncoro
menurut
pengamatan saya sejauh ini BUMN sudah mempunyai prospek yang
bagus.namun ekspansi yang di lakukan saya rasa masih kurang pesat atau
bisa di bilang kurang memuaskan.
harusnya BUMN seperti Bank BRI dan Bank MANDIRI bisa lebih memperluas pasar kemancanegara atau bahkan ke pasar global sekalipun.
contohnya
dengan mendirikan atau membuka kantor cabang di berbagai negara,tapi
hal itupun saya rasa tidak mudah karena badan BUMN sendiri itupun harus
mendapatkan izin dari negara yang bersangkutan.